Sunday, June 17, 2007

Pelajaran dari film Smallville

smallville

Pembaca...

Disela-sela kesibukan mengelola markAS dan reSHARE rabbani, kemarin saya sempat membuka film-film koleksi pribadi saya. Diantaranya adalah serial Smallville, yang kebetulan saya mempunyai semuanya dari sesion I sampai dengan sesion 6.

Film smallville ini merupakan cerita lain dari Sequel film Superman yang setting dan pakem ceritanya dirubah dari versi cerita Superman yang asli. Dalam serial film ini, tidak menggambarkan kekuatan manusia baja, tetapi lebih membahas pada sisi manusia nomalnya.

Yang akan saya bahas kali ini bukanlah cerita film Superman, tetapi ada suatu dialog antara Martha Kent (ibu angkatnya Clark Kent) dengan Lana Lang (gadis impiannya Clark Kent) pada episode yang berjudul RUN yang menurut saya bagus untuk saya angkat disini.

Martha Kent bekerja di cafe Talon sampai pulang larut malam karena untuk mencari penghasilan lebih buat membayar biaya rumah sakit suaminya, Jonathan, yang  baru keluar dari rumah sakit. Pada suatu malam Lana Lang masuk ke cafe TALON, tempat Martha Kent bekerja. Dan Lana melihat Martha sedang sibuk lembur membuat pembukuan cafe, dengan muka yang muram. Lana bertanya, " Is everything all right Mrs Kent?"  

"Jonathan thinks the only reason I took this job is to help out with our finances..." jawab Martha setelah diam dan menghela nafas sesaat. "I love him...so much.. but after everything that happened all his health problems the only time I'm not worrying about losing him is when I'm here, WORKING.. " lanjut Martha Kent

"But if your are here all the time the you dont see him anyway..." Lana menyela. "Isn't like you've lost him already?" tambahnya.

Martha terdiam...

Dan memang benar seperti yang di ucapkan oleh Lana Lang. Kadang kita bekerja sampai larut malam, sampai lembur, menghabiskan waktu kita hanya untuk pekerjaan. Padahal alasan utama kita bekerja adalah agar orang yang kita sayangi dan cintai tidak menderita, agar mereka bahagia. Namun ironisnya,kita tidak punya waktu untuk orang yang kita cintai dan sayangi.

Kita seperti mesin penggali emas yang selalu menghadap ke arah tempat galian dan melemparkan ke belakang emas-emas yang kita dapat, dimana kita mengharapkan anak dan suami/istri kita yang berdiri dibelakang kita, menangkap emas yang kita lemparkan. Dan kita pikir, dengan emas yag kita lemparkan mereka akan senang dan bahagia. Dalam hati kecil kita berkata, " Nanti, kalo sudah cukup emas yang saya dapat, saya akan pensiun dan menghabiskan waktu dengan keluarga, dengan orang-orang yang saya sayangi dan cintai." Namun nyatanya, waktu "nanti" itu tidak pernah datang... Kita selalu merasa belum siap. Kita selalu merasa belum waktunya untuk berhenti menggali dan menoleh ke belakang, ke arah mereka yang ada dibelakang kita. Padahal mereka sangat mengharapkan hal itu...

Demikian pembaca, semoga dapat menjadikan renungan...

Salam,

Yoyox

www.rabbaniku.blogspot.com

0 comments: