Pembaca,
Hari minggu kemarin, salah seorang rekan TDA, pak Sigit berbelanja kerudung Rabbani di toko saya yang ada di Banjarnegara... (sorry pak sigit, saya publish kan "rahasia" ini.... )
Beliau ini, yang merupkan Sub Agen Rabbani di wilayah Cilacap, rela menempuh perjalanan dari Cilacap PAKAI MOTOR ke Banjarnegara yang jaraknya lebih dari 100km, hanya untuk belanja kerudung. Di cilacap padahal sudah ada agen Rabbani, tetapi menurut beliau ini barang yang dicari nya banyak yang nggak ada. Dan karena nggak ingin mengecewakan pelanggan, maka beliau rela menempuh perjalanan itu.
Perjalanan yang beliau lakukan ini bukanlah yang pertama kali. Sudah ada lebih dari 5 kali beliau mengunjungi toko ku. Dan setiap kali belanja, beliau hanya membawa kertas berisi nama barang dan jumlahnya, kemudian disodorkan kepada karyawan saya, sementara barang yang dicari di handle oleh karyawan saya, pasti saya ngobrol dengan beliau ini. Saya suka ngobrol dengan beliau ini, karena pasti aja, ada hal yang baru yang masuk dalam benak saya...
Dan pada obrolan kemarin ini, ada hal yang sangat menarik, yang saya sendiri baru menyadarinya, padahal itu masalah klasik...
Pembaca,
Berangkat dari ceritanya pak sigit yang menceritakan bahwa diperjalanan pulang belanja kerudung rabbani dari toko saya minggu kemarin sekitar pukul 8 malam, dia membeli 2 buah durian seharga 25 ribu. Durian tersebut diikatkan pada footstep belakang motor bebek yang dia naiki., atas saran dari penjualnya, karena kalau taruh di jok atau di atas bisa merusak cat motornya. Sesaat setelah dia melanjutkan perjalanan tiba-tiba saja motornya melewati lubang di jalan raya, dan sesuai dengan perkiraan, durian yang dibawan di footstep motornya jatuh dua-duanya... Dia turun dari motor dan mencari durian tersebut. Karena gelap, dia hanya menemukan 1 durian saja. Sedangkan yang satunya lagi raib entah kemana. Karena sudah malam dan suasana jalan tersebut gelap, maka di akhirnya melanjutkan perjalanan pulang ke rumah cilacap dengan 1 durian..
Hal itu yang dia ceritakan padaku pada saat menunggu barangnya di packing oleh karyawanku kemarin...
Apanya yang menarik dari cerita itu?
Begini, setelah selesai bercerita saya mengajukan pertanyaan, "Pak Sigit, seandainya waktu itu duriannya ketemu, pengaruhnya sekarang gimana?
"Ya ndak ada"
"Trus kalo dulu ilang dua-duanya?" tanyaku lagi.
"ya ndak ada juga..karena kan kejadiannya dah minggu yang lalu..."
"trus kalo yang jatuh waktu itu dan hilang gak ketemu adalah kerudung rabbaninya, gimana? Ada pengaruhnya tidak sampai sekarang..?"
"Ya jelas ada..."
Nah ini maksudku.. Saya jadi teringat ceritanya Ayah Kaya dan Ayah Miskinnya om R. Kyosaki. Ayah Miskinnya tiap ada obral dan discount barang-barang yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas pasti dibeli. Sedangkan Ayah Kayanya juga selalu membeli barang-barang obral dan discount. Cuman yang dibeli ayah Kayanya adalah saham, obligasi, dsb, yang bisa di masukkan ke dalam portofolionya...
Maksudnya di sini adalah, apabila kita membeli dan menggunakan barang-barang konsumtif, maka 1 minggu kedepan, 1 bulan kedepan, hampir dipastikan kita lupa kalo pernah membelinya. Kita jiga tak akan mengingatnya, sekalipun barang tadi hilang tanpa kita pakai sedikitpun. Kalo kita sedih kehilangan barang konsumtif kita, kebangeten (baca: keterlaluan). Karena hal itu tidak akan berpengaruh di kita 2 atau 3, tahun lagi..
Namun jika kita kehilangan barang atau sesuatu yang bisa dimasukkan dalam portofolio kita, keterlaluan kalo tidak bersedih...
Demikian pembaca, semoga bisa dijadikan pertimbangan...
Salam,
Yoyox,
0 comments:
Post a Comment