Monday, January 07, 2008

Selingkuh....

imagesPembaca, hehehe.. Selingkuh......

Ini adalah topik yang menyenangkan bagi sebagian orang, tapi juga topic yang tidak mengenakkkan bagi kebanyakan orang. Selingkuh dalam arti luas adalah menduakan cinta kita, perhatian kita, kasih sayang kita kepada yang lain padahal kita sudah mendeklarasikan segala-galanya hanya untuk 1 orang. Berbeda dengan orang tua yang membagi kasih sayangnya kepada semua anak-anaknya. Karena deklarasi awalnya sudah "ke semua anak" dan anak-anaknya menerima hal itu. Juga berbeda dengan suami yang punya taruhlah 3 istri. Karena deklarasinya juga sudah kepada ke tiga istrinya,dan semua menerima.

Selingkuh disini yang akan saya bahas bukan perselingkuhan antara kita terhadap istri atau suami kita, tetapi antara kita dengan pekerjaan kita sekarang ini. Pemikiran ini saya dapatkan ketika saya ngobrol dengan Kakak Ipar saya, yang membahas tentang hal ini. Beliau mengatakan bahwa ada karyawannya yang ternyata mempunyai bisnis sambilan sehingga prestasi kerja karyawan tersebut menurun dan etos kerjanya juga menurun. Kedisplinannya pun berkurang. Beliau merasa dihianati dan ada perasaan kecewa.

So, jika dilihat kasus ini, ternyata banyak diantara kita yang selingkuh terhadap perkerjaan kita. Yakin aja, pasti atasan ataupun bos kita sudah tahu, walaupun mereka tidak menindak apa-apa, karena memang belum ada Undang-Undang yang mengatur tentang hal ini. Namun jika ini menjadi hal umum dan jelas-jelas merugikan pemilik perusahaan, mereka pasti akan memperjuangkan agar dibuat undang-undang agar karyawannya tidak selingkuh. Walaupun saat ini belum ada UU yang mengatur, namun tanggung jawab kita adalah secara moral.

Selingkuh itu salah, tidak bermartabat, dan akan dibenci banyak orang. Apapun konteksnya. Bayangin aja, pasangan kita sudah fokus ke kita, sudah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita, sayang ke kita, dsb. Tapi balasan kita adalah kita membagi kasih sayang, membagi perhatian, malah kadang menggunakan fasilitas pasangan kita entah itu komputernya, koneksi intenetnya, bahkan kendaraannya untuk kita manfaatkan berbuat sesuatu terhadap selingkuhan kita. Sama sekali tidak adil.

Cobalah kita sesekali membayangkan kita sebagai pemilik perusahaannya, dan ada karyawannya melakukan selingkuh. Maka darah kita akan mendidih, hati kecewa dan tengkuk kepala akan terasa menebal. Marah. Ya kita akan marah. Kita awalnya sudah membayangkan setiap tuts tombol keyboard yang dia pencet nantinya hanyalah untuk menaikkan profit usaha kita, setiap tetes bensin yang dia keluarkan adalah untuk untuk menambah profit kita, tapi nyatanya lain. So, wajar jika kita akan sakit hati.

Pembaca, pada kenyataanya, semua orang yang mengaku dirinya AMPHIBI (karyawan, berstatus TDB, yang mempunyai usaha sambilan dan berniat akan memperbesar usahanya sendiri, menjadi TDA) yang menjalankan usahanya di jam kerja tempat dia sebagai karyawan dan menggunakan fasilitas kantor itu adalah SELINGKUH-ers!

Semuanya, kecuali amphibi yang sudah ngomong dulu ke bosnya dari awal dia bekerja! Dan juga amphibi non selingkuh jika menjalankan usahanya setelah jam kerja berakhir atau di waktu libur.

So, pertanyaan ke semua Amphibi yang selingkuh adalah, adilkah kita terhadap perusahaan tempat kita bekerja?

Pembaca,

Biar kita tidak dikatakan Cheating/selingkuh, janganlah jadi Amphibi. Atau jadilah amphibi tapi deklarasikan hal itu dari awal, kepada Bos atau atasan kita. Atau jadilah amphibi tapi kerjakan semuanya diluar jam kerja kita dan atau diwaktu libur. -Biar semuanya itu halal dan thoyib. Karena coba kita berpikir, apabila kita selingkuh dengan menggunakan fasilitas kantor untuk urusan bisnis pribadi kita, pasti yang punya TIDAK PERNAH akan IKHLAS. Padahal jika kita memulai sesuatu usaha kok ada sebuah KETIDAKIKHLASAN di situ tanpa memandang siapanya, maka berkah dari usaha kita pasti tidak akan mencapai 100%. Karena semuanya pasti akan kembali ke asalnya masing-masing. Misalnya jika kita memulai usaha modalnya dari kita mencuri, pasti suatu saat kita akan habis karena kecurian. Atau dari modal menang judi, pasti akan habis karena untuk berjudi lagi. Sudah banyak contoh nyata akan hal ini.

Khusus buat rekan TDA, putuskanlah sekarang. Tetap TDB atau TDA. Jangan setengah-setengah. Kalo tetap TDB, kerjakan apa yang menjadi tugas anda sekarang sebaik-baiknya, jangan lirak-lirik, dan gantungkanlah nasib anda dan keluarganya semua dari perusahaan tempat anda bekerja. Berdoalah untuk meminta supaya perusahaan tempat anda bekerja tidak bangkrut disetiap doa anda.

Jika ingin pindah ke TDA, lakukan dengan sekali lompatan. Jangan merambat sehingga anda mengalami fase yang namanya Amphibi. Karena riskan untuk dikatakan selingkuh dan dibenci banyak orang, terutama bos anda. Jangan berpikir nanti kalo usahanya gagal bagaimana, keluarga saya makan apa, kira-kira usaha ini sudah kuat belum untuk tempat saya bergantung dsb. Mantapkan saja, dan berdoalah, semoga semua keputusan yang kita buat, itu adalah memang keputusan terbaik Allah yang Dia buat untuk kita. Amin....

Terakhir, sebagai penutup, ada kata-kata emak saya yang selalu beliau katakan setiap kali selesai memberikan wejangan kepada saya adalah " Nek Wani aja wedi-wedi, nek wedi aja wani-wani.." yang artinya kira-kira " Kalo berani jangan takut-takut, kalo takut jangan berani-berani (maksudnya coba-coba untuk berani).YJ.

Salam,

Yoyox

http://rabbaniku.blogspot.com

4 comments:

Anonymous said...

huehehehehehe...
pembicaraan orang dewasa...
boleh dunk saya belajar berwirausaha sama om yoyox?

salam kenal

Yoyox Sancoyo said...

ok mas adams, boleh boleh saja, kita semua saling belajar kok....

Anonymous said...

Opini Akang banyak bener nya daripada salahnya.

Sebagai salah satu Amphibian saya jadi ikut berkaca. Tapi coba dilihat dari sisi berikut:

Sekian tahun saya TDB banyak juga yang saya dapatkan. Mulai dari istri dan rumah tempat tinggal. Lalu waktu berjalan terus sampai pada satu persimpangan dimana nilai hidup mengalami krisis indentitas. Maksudnya, apakah saya jadi orang suruhan terus, 8 to 9.

Semua dimulai dari ketika saya diminta untuk menggarap sebuah project dari 0 sampai penggalangan dana saya yang kerjakan. Takes a lot of time. Waktu dengan keluarga terganggu. Komplain sudah mulai terdengar. Namun jalan terus dengan harapan sesuatu akan didapat.

Mulailah project itu menghasilkan uang. Dan saya ditinggalkan begitu saja. Rasanya sakit juga. Dari situ saya jadi bertanya-tanya, mungkinkah ini sebuah petunjuk bahwa sebetulnya saya sudah mampu untuk maju sendiri ?? Pertanyaan itu terus berputar-putar. Sampai kemudian saya coba. Making money.

Selingkuh??? Ya betul. Tapi dari 15 tahun bekerja saya tidak akan mulai dengan sesuatu yang tidak saya kerjakan selama 15 tahun terakhir ini Bukan ? Apakah saya harus buka restoran yang nota bene tidak pernah saya geluti. Kalau saya pilih , salah pula saya.

Tapi, masih tetap selingkuh. Betul.

Mulailah cari akal. IStri berhenti kerja dulu dan transfer knowledge serta transfer tugas-tugas. Untuk menghindari memakai fasilitas kantor, terpaksa ada dua nomor. Satu pribadi satu urusan kantor. Keluar kantor masih sembari mampir sana dan sini dengan catatan tidak banyak menghabiskan waktu.

Internet pakai fasilitas sendiri.

Sampai kemudian pada akhirnya..istri bisa berdiri sendiri bahkan hasilnya lebih banyak dari gaji sebulan yang saya terima.

Lantas, masih selingkuh kah saya ?

Suatu saat saya akan memilih salah satu. PASTI.

Anonymous said...

Hmmm.....Menyengat..! Tapi itu fakta.. Selingkuh memang menyakitkan..
Sukses selalu, dan semoga tetep cinta dan sayang dengan "Rabbani",engga selingkuh ama yg lain...

Salam,
HATTA-JPP