Mungkin sudah sering membaca atau mendengar tentang power of giving atau sejenisnya? Sering dikatakan bahwa jika kita mau memberikan (sedekah) maka Allah akan membalasnya 10X lipat. Bahkan ada yang mengatakan akan dibalas 400X lipat. Namun pertanyaannya adalah, apa benar begitu? Dari janji allah itu, maka orang kebanyakan berlomba-lomba untuk memberikan sedekah dengan mengharapkan akan di balas oleh Allah. Jika dilandasi dengan pikiran seperti itu, pertanyaannya adalah, IKHLASKAH KITA DALAM MEMBERI? Saya rasa TIDAK! Kenapa, ya karena kita menharap Allah akan membalasnya... Kita masih dikotori oleh Bisnis secara duniawi jika masih seperti itu. Dalam bisnis duniawi, rupiah yang kita keluarkan, kita mengharapkan akan dapat memberikan kita rupiah-rupiah kelipatannya. Namun dalam hal sedekah, hal ini akan disebut sebagai amal yang baik dan akan dibalas sepuluh kalilipat seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam QS 6 (Al-an'am) ayat 160, manakala sedekah ini harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan balasan apapun dari Allah.
Pembaca, saya mengalami kejadian yang membuat saya belajar mengenai Power of Giving ini. Temen saya mempunyai saudara yang cukup kaya di bidang materi. Katakan namanya Mr X. Mr X ini mempunyai usaha di bidang transportasi barang yang mempunyai sekitar 12 armada mobil angkutan barang. Awal mendirikan usahanya, dia menggunakan modal sendiri, yang berangkat dari nol. Seiring dengan semakin pesatnya bisnis yang dia jalankan, dia menggunakan uang Bank yang total pinjamannya sekitar 1M. Pinjaman yang cukup besar menurut saya, dari bunganya saja sekitar 12 juta perbulan.
Pada satu waktu sepulang dari mengambil uang Bank langganannya, uang itu dirampok. Jumlahnya lumayan besar,sekitar 150 juta. Modus operandinya umum sekali, yaitu ketika mobilnya berhenti dilampu merah, ada orang naik motor boncengan dan mengatakan pada sopirnya kalo ban belakang mobil yang dinaikinya kempis. So, begitu lampu hijau, sopirnya langsung menepikan mobilnya dan mengganti mobil. Ndilalah, Mr X ini juga ikut turun dari mobilnya. Orang yang naik motor tadi, tiba-tiba saja membuka pintu mobil dari depan, dan mengambil uang 150 juta yang diletakkan di dashboard, habis itu kabur. That's it!
Selang beberapa waktu, saya dengar lagi kalo salah satu armada mobil angkutan barangnya hilang saat diparkir didepan rumahnya. Dia tidak asuransikan kendaraannya karena dipikirnya hal itu percuma, dan lebih parahnya lagi, STNK dan surat lainnya ada di dalam mobil.
Dan belum ada waktu satu minggu ini, saya denger lagi berita, HP anaknya Mr X ini yang berharga sekitar 5 juta dicopet di bis di kota Yogyakarta...
Kehilangan demi kehilangan berturut-turut dialami oleh Mr X ini... dan ini nyata...
Salah satu saudara Mr X, sebut saja Mr Y, ini prihatin dan menelusuri penyebab kejadian rentetan kehilangan ini. Kesimpulan Mr Y kenapa Mr X selalu kehilangan adalah; karena MR X tidak pernah bersedekah di luar zakat. Artinya Mr X ini selalu taat bayar zakat, baik zakat fitrah maupun zakat maal pada bulan ramadhan, namun diluar itu tidak pernah bersedekah. Mr Y pernah menyarankan untuk mencoba bersedekah, beri makanan makanan panti asuhan, kaum miskin dsb.. Namun jawaban Mr Y adalah, " Saya itu sebenarnya tidak kaya, karena yang saya putar adalah uang bank yang setiap bulan harus bayar bunga sekitar 12 juta rupiah. Kalo harus nyumbang panti asuhan, fakir miskin dsb, maka saya nanti yang akan disita oleh bank karena tidak bisa ngangsur..."
Pembaca, saya mau mengajak anda untuk berpikir tentang ini. Sekiranya seluruh harta anda yag dipunyai sekarang merupakan harta pinjaman, entah dari Bank dari saudara maupun dari yang lain, WAJIBKAH ANDA MEMBERI SEDEKAH KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN?
Terus terang saya belum menemukan referensi yang tepat untuk menjawab hal ini. Namun berdasarkan logika saya, jawaban saya WAJIB! Mengapa? Karena pada dasarnya semua hal yang ada di dunia ini tidak ada yang menjadi milik kita secara hakiki. Semua adalah pinjaman dari Allah swt.
Dalam kasus Mr X diatas, mengapa dia selalu "kehilangan", menurut saya anggapan dia salah. Walaupun yang dijalankan dalam bisnisnya adalah modal dari Bank dengan bunga sekian juta rupiah perbulan, dia mempunyai hak atas penggunaannya. Menurut asas penggunaan, dia bebas menentukan penggunaan uang yang dia peroleh, sementara konsekuensi yang timbul adalah mengacu pada jenis penggunaannya.
Bersedekah, berzakat, memberi kepada yang membutuhkan, atau apapun namanya, hendaknya tetap dilakukan tanpa melihat harta kita itu pinjaman atau milik sendiri. Kalaupun takut kita tidak bisa membayar angsuran karena harta kita adalah pinjaman, maka 2.5% dari hasil yang diputar pun sudah cukup untuk menjaga harta kita. Dan bersedekah ini, wallahu'alam kalau Allah akan mengganti 10 kali lipat, namun yang pasti akan selalu menjaga harta kita agar tetap bersih, mengurangi kehilangan, dan yang lebih pasti lagi, kita bermanfaat bagi lingkungan kita..
Pembaca, Bersedekahlah dengan ikhlas TANPA mengharap apapun dari Allah swt... itulah sedekah yang sebenar-benarnya..
Demikian, semoga ada yang berpendapat mengenai hal ini...
Salam,
yoyox,
6 comments:
Benar Pak, untuk kasusnya Mr.X itu. Seharusnya dia tetap bersedekah, dan saya rasa 2,5% itu adalah angka minimal. Dan lagi bukankah salah satu dari keutamaan sedekah secara ikhlas adalah menolak bala/bencana. mungkin Allah ingin mengingatkan Mr.X khususnya dan kita semua umumnya, apabila kita tidak bersyukur dan ingkar terhadap rezeki Allah dengan tidak membelanjakan di jalanNya, maka Allah akan mengambil kembali apa yang telah dititipkan olehNya kepada kita. Wallahu Alam Bi Sawwab
True Story :
Saya nawaitu dari awal bahwa saya akan menerapkan ilmunya luck factor, yang diantaranya menekankan sedekah, dan saya mengalokasikan 20% laba bersih saya untuk saya sedekahkan..dan hasilnya, sekarang saya bisa mempunyai bisnis dengan omset ratusan juta sebulan dengan modal dari kantong sendiri = NOL..!
So don't worry...ask to mr.X kalau dia mengucapkan NAWAITU dari sekarang "Saya dengan ikhlash akan memberikan sedekah sebesar ...% dari laba bersih usaha saya" dan mulai sejak di ucapkan ikrar itu dia membuat laporan keuangan yang bener, dan mengeluarkan sedekah sebesar ...% tadi diluar zakat, maka kalau sampai 6 bulan tidak ada perubahan menuju yang lebih baik dari usahanya, silahkan potong rambut saya sampai botak klimis selama setahun..!!
(Sulaiman perdatim@yahoo.com)
Saya juga pernah kehilangan berturut turut. Awalnya suami kehilangan CDMA Nokia yang terbaru. Kemudian kita runut, adakah bagian dari harta kami yang kurang bersih. Terus kita bersihkan. Eee.. gak sampai sebulan, komunikator yang baru dibeli sebagai ganti, ikut hilang. Menyusul sekian juta rupiah yang saya titipkan ke orang lain untuk pembayaran, juga jatuh entah dimana. Rumah dengan harga miring yang sdh deal dg kami, juga diambil orang. Semua terjadi hanya dlm waktu sekitar 2 bulan. Zakat alhamdulillah lancar. Infaq insya Allah juga gak kurang. Harta kami insya Allah bersih. So ?? Akhirnya kami pikir, ya udah... Allah sedang menguji kami saja. Mungkin Allah akan memberi ganti yang lebih baik. Alhamdulillah, 2 pekan yang lalu kami mendapat rumah yang jauh lebih besar dengan harga yang jauh lebih baik.
setuju pak, keikhlasan itu yang terpenting...jangan pernah mengharap balasan walau itu sdh jelas dijanjikan Allah. Gampang diucapkan namun sangat susah dalam praktek...palagi jika konsep the power of giving ini ditelan mentah2 oleh mereka yang awam, bersedekah 10ribu berharap balasan 100rb ( setidaknya terbersit harapan semacam itu yg menjadi cikal-bakal terkotorinya amal tadi ), wallahu'alam.
pak yoyok, salam kenal dari kota kembang.
boleh request ngga ? kalo bisa bikin tulisan yg tema-nya sedekah for begginers. karena hati ini suka masih ngerasa sempit buat berbagi.
syukron !
Tulisannya inspiring Mas, dan memang hak kita hanyalah memberikan dan berbagi, tentang imbalan atasnya itu bukan urusan kita. Biar Allah saja yang urus, di tangan-Nya semuanya akan jadi lebih baik.. Keikhlasan akan meringankan hidup kita, meskipun awalnya terasa berat. Tapi setelah jadi habit, giving itu indahnya luar biasa..
Post a Comment