Sunday, February 24, 2008

Apa Bisnis Anda? Apakah Bisnis Harus Selalu Menghasilkan Produk?

Pembaca,

Sering saya medapat pertanyaan dari rekan-rekan "apa bisnismu? memproduksi apa?" Terus terang saya gelagapan menjawabnya. Karena saya tidak memproduksi apapun, karena saya hanya distributtor. Dan rekan yang bertanya tadi kemudian menanggapinya hanya sambil lalu jika saya menjawab "hanya sebagai distributor" dan melemparkan pertanyaan yang sama dengan rekanku yang lain.

Ini lah yang kadang mengganjal pikiran saya. Apakah menjadi seorang pengusaha itu mesti harus memproduksi produk sendiri? Mempunyai brand sendiri? Apakah sebagai distributor belum terkategoroikan sebagai pengusaha? Kadang saking jengkelnya, dalam hati saya berkata," entah apapun saya yang penting saya dapat duit..." Namun kadang pertanyaan yang membuat saya gelagapan itu membuat diri saya merenung. Dari pertanyaan-pertanyaan  itulah saya berusaha mencari jawaban di perpustakaan dan browsing sana-sini. 

Akhirnya saya menemukan jawabannya.

Seorang pengusaha, secara besarnya terbagi menjadi 2, pengusaha yang bergerak di Jasa dan pengusaha yang bergerak di Barang. Dua-duanya mempunyai 1 tujuan, yaitu MENJUAL. Itu saja. Pengusaha (baca: bisnis)  jasa, yang di jual adalah ide, kekreatifitasannya, dan keahliannya. Sedangkan pengusaha Barang, terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu produksi, distribusi, dan retail. Masing-masing mempunyai peranan, dan ada plus minusnya masing-masing, yang biasanya tersesuaikan dengan sendirinya sesuai dengan karakter pribadi kita.

PRODUKSI

Orang yang memproduksi barang disebut produsen atau vendor. Ini adalah bagian paling sulit dari rangkaian bisnis berupa Barang. JIka kita berbicara tentang produksi, maka yang terbayang di kita adalah, Mesin-mesin produksi, karyawan, bahan baku, proses efesiensi, dan seterusnya sampai dengan Design dan Brand. Bayangan kita tidak salah. Memang untuk membuat produksi kita butuh mesin, entah itu sederhana maupun modern, yang artinya akan menyerap uang yang banyak untuk invest mesin. Terus tentang karyawan, kita harus punya skill untuk membina maupun membinasakan karyawan. Ini bukanlah ilmu yang mudah. Bahan baku, kita harus punya channel untuk bahan baku yang murah dan bisa kontinu, belum lagi memprotek agar dia tidak menjual ke kompetitor kita. Ini juga butuh negotiation skill yang tinggi.  Proses Efesiensi, juga tidak boleh ditinggal, karena dalam produksi, apapun produknya ada namanya randemen, atau apa istilahnya, yang artinya perbandingan antara barang jadi dengan bahan baku. Semakin besar prosentasi randemen, semakin bagus efesiensinya. Ini juga bukan perkara yang mudah. Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah Design. Kita harus bisa membuat produk "berbeda dengan yang lain". Suatu konsep yang luas penjabarannya. Kemudian tentang Brand, inilah core kita. Satu--satunya yang kita punyai sebagai produsen. Mengelola dan memelihara brand sama halnya dengan memelihara makhluk hidup, bahkan ada yang mengatakan sama halnya dengan memelihara anak. Kita harus do something agar brand ini semakin hari semakin kuat. Karena produksi tanpa brand, adalah masuk dalam bidang Bisnis JASA. Jadi kesimpulannya, jika kita mempunyai uang banyak, mempunyai negotiation skill yang bagus, mampu mengelola banyak karyawan, tahu benar tentang managemen efesiensi, mampu membuat design yang berbeda dengan yang lain, dan punya waktu puluhan tahun untuk mengelola, memelihara dan membesarkan brand (yang notabene butuh dana juga), maka kita termasuk orang  yang capable dalam hal produski, dan bisa menjawab dengan lantang apabila ditanya sama rekannya," bisnismu membuat apa?"

DISTRIBUSI

Kelompok yang kedua dalam bisnis Barang adalah Distribusi. Orangnya adalah distributor. Bayangan kita tentang distribusi adalah mobil yang berderet-deret dengan warna dan jenis mobil yang sama, gudang untuk penampungan, list/daftar agen/konsumen yang selalu ditangan, telpon yang sebentar-sebentar berbunyi, dsb. Itu tidak seluruhnya benar. Untuk menjadi distributor, kita sebenarnya hanya bermodalkan sarana komunikasi dan relasi. Jika memang ada  kendaraan, gudang dan sebagainya itu bukanlah hal yang mutlak. Seorang distributor tidak butuh brand, tidak butuh karyawan banyak, tidak butuh managemen efesiensi. Dalam rangkaian yang dikatakan "kerja" dia sebenarnya hanya kerja sekali saja, yaitu pada waktu awal dia mencanangkan diri dari distributor. Keuntungan distributor adalah dia tidak pernah rugi karena fluktuasi harga.

RETAIL

Kelompok terakhir adalah retail, penjualan langsung ke End User. Pasti kita akan membayangkan sebuah toko/outlet, dengan poster/baliho, juga dengan gemerlap lampu cahaya warna-warni yang menarik,  penataan barang yang rapi tersusun menurut kategori tertentu, Karyawan toko atau SPG yang selalu tampil cantik dan tersenyum, dan bunyi printer kasir dan dentingan tempat penyimpanan uang yang sangat khas, (kasir banget). Yang bermain disini adalah management retail. Ilmu ini adalah ilmu simple tapi penjabarannya sangat luas. Ada perhitungan leads, konversion ratio, basket size, repeat custumer dan sebagainya. Dan juga harus tahu benar titik strategis di suatu wilayah, jumlah potensial market, dan target market sharenya yang harus di raih.

So, masuk dimanakah kita? kita bisa tentukan sendiri. Tidak usah munfik bahwa kita berbuat apapun, pasti ingin memperoleh penghasilan,yaitu  uang. UUD, ujung-ujungnya duit. Jadi, kalau ada yang lebih mudah, kenapa memilih yang sulit?  Memang, kita nikmati prosesnya, namun jika ada proses yang mudah,kenapa memilih proses yang susah dan lama? The truth is, kata-kata " Kegagalan adalah belajar ", atau "kegagalan adalah sukses (malah ada iklan yang mencoret kata suskses diganti dengan enjoy) yang tertunda", itu adalah kata-kata yang bertujuan menghibur agar kita mau untuk bangkit lagi.... Pointnya adalah, bangkitnya atau berhasilnya bukan belajarnya.

Itu adalah pendapat saya...

So Pembaca, jadi sekarang,  seandainya ada yang bertanya," Bisnis apa? Memproduksi apa?" kira-kira anda bisa menjawabnya?

Salam

Yoyox

Http://rabbaniku.blogspot.com

0 comments: