Pembaca, sejak jaman kuda gigit besi dahulu, biasanya omzet dijadikan sebagai suatu patokan standar bisnis kita. Kalo omzet besar, berarti bisnis kita bagus. Kalo omzet kecil, maka kita akan mengatakan bisnis kita rugi. Dan kita akan mencari kesalahan apa penyebab omzet kita kecil. Kita akan mereview iklan kita efektif apa tidak, akan menyelediki harga-hargadi kompetitor kita kalau-kalu mereka murunkan harga, akan mengecek karyawan benar tidak dalam melayani pelanggan, dsb. Itu benar, namun ada "sesuatu yang lain" yang biasanya jarang kita perhitungkan padahal sangat vital, yaitu MARKET SHARE.
Apakah MARKET SHARE itu?
Market share adalah prosentase (share) yang dapat kita capai dari jumlah keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau membeli produk kita pada suatu wilayah tertentu. Secara analoginya market share adalah seperti ini. Misalnya kita adalah seorang penambang emas. Jumlah keseluruhan emas yang terkandung dalam wilayah galian kita itu adalah MARKETnya. Sebagai contohnya jumlah emas yang ada diwilayah yang kita gali ada sebanyak 10kg. Dalam 1 bulan misalnya kita bisa menambang sebesar 1 ons (10 gram) emas. (Ini yang sehari-hari biasa kita sebut dengan OMZET). Nah, dari OMZET yang kita capai itu, sebenarnya kita baru mendapat sebesar 1% dari jumlah keseluruhan emas yang ada. Dan ini kadang biasanya dijadikan indikasi berhasil atau tidaknya bisnis kita.
Trus misalnya kita mecoba untuk menghitung, ada berapa jumlah penambang yang ada disitu. Kalo misalnya hanya 10 orang, dengan peralatan yang digunakan untuk menambang adalah sama, maka minimal harusnya kita bisa mendapat 10% dari total emas yang ada. Jika peralatan kita lebih baik daripada mereka, maka kita harusnya bisa mendapatkan lebih dari mereka.
Maka dari itu, bagi kita sebagai pebisnis pemula ataupun yang sudah berjalan, WAJIB untuk berhitung ada berapa banyak market yang ada di wilayah kita. Dan dari total market tersebut, kita mau membidik berapa persen yang harus mejadi pelanggan kita, atau dengan kata lain, berapa MARKET SHARE yang kita bidik? Dan satu lagi, apakah kita ada peluang untuk memperbesar market kita? Hal ini bisa digunakan sebagai pertimbangan terhadap bisnis yang akan kita kembangkan.
Sebagai contoh, saya jualan kerudung Rabbani di wilayah Yogyakarta. Jumlah penduduk di Yogyakarta misalnya (asumsi) 2 juta orang. Karena produk yang saya jual adalah kerudung, maka pasti pembelinya adalah orang islam yang perempuan (muslimah) dan berumur 15 tahun sampai dengan 60 tahun. Misalnya setelah dihitung muslimah di kota Yoyakarta ada 700 ribu orang. Maka ini adalah MARKETNYA. Jadi market saya ada 700 ribu orang. Jika saya asumsikan satu orang membeli 1 kerudung dalam 1 tahun dengan harga Rp. 50.000, maka POTENSI MARKET yang ada di Yogyakarta sebanyak Rp. 35 Milyar! Wow..! So, target saya tidak banyak, saya hanya ingin membidik 5% saja dari Total Potensi itu, karena banyaknya kompetitor untuk kerudung rabbani, maka target saya dalam 1 tahun adalah Rp.35 M x 5%, atau sama dengan 1,75 Milyar. Untuk mencapai itu perbulan saya harus beromset Rp. 145 juta, atau perhari (asumsi hari kalender) saya harus beromset Rp 4,7 juta.
Jika secara hitung-hitungan BEP, sebenarnya misalnya saya beromzet Rp. 3 juta pun sudah akan BEP dalam waktu 2 tahun, namun bukan itu targetnya. Targetnya adalah harus bisa mengambil MARKET SHARE sebanyak 5%. Jika menginginkan hasil yang lebih, kita tidak usah terlalu fokus untuk menaikkan target market share kita misalnya yang tadinya 5% menjadi 10%, karena itu akan berat. Ada cara lain yang lebih ringan, yaitu kita harus berusaha untuk memperbesar Potensi Market kita. Yaitu dengan cara menaikkan jumlah muslimah yang tadinya 700 ribu orang, menjadi 1 juta orang. Caranya? Banyak. Salah satunya adalah dengan berdakwah, mengajarkan agar muslimah HARUS pakai kerudung, dsb. Dunia dapat, akhirat dapat... :)
Namun yang sangat ideal adalah, Potensi Marketnya kita besarkan, dan target Market Sharenya juga harus kita naikkan. Untuk memperbsar Potensi Market dengan cara berdakwah itu tadi, sedangkan untuk menaikkan Market Share dengan menguatkan branding dengan cara promosi dan sebagainya.
Pembaca, Saya ingin memberi saran kepada anda semua, terutama yang baru akan memulai usaha, dan bingung mau usaha apa,
Yang pertama carilah usaha yang sesuai dengan hobi anda, alasan kenapa, pernah saya bikin postingan tentang ini.
Yang Kedua, carilah usaha yang POTENSI MARKETNYA besar dan tidak terbatas, namun korelasikan dengan jumlah kompetitor yang ada. Karena biasanya Potensi market besar, kompetitornya pasti banyak, sehingga ujung-ujungnya Market Sharenya juga sedikit. Contoh, bisnis pulsa atau voucher, handphone. Potensi Marketnya besar, tapi pemainnya juga banyak.
Yang ketiga, carilah usaha yang POTENSI MARKETNYA bukan musiman, tetapi akan tetap ada/exist sepanjang jaman. Misalnya, belum lama ini pernah ramai bisnis tanaman Gelombang Cinta, Anthurium, dsb. Itu adalah bisnis musiman. Waktu itu POTENSI MARKETnya ada, dan besar. Namun sekarang Potensi Marketnya hampir dikatakan sudah tidak ada lagi.
Yang keempat, carilah usaha yang POTENSI MARKETNYA ada peluang untuk dibesarkan/dikembangkan dan itu harus mungkin untuk kita lakukan. Misalnya bisnis Laundry. Kita bisa mengembangkan Potensi Marketnya, dengan cara misalnya, membuat paradigma di lingkungan kita, misalnya diperumahan, "KALAU MENCUCI PAKAIAN SENDIRI KUNO, KAMPUNGAN dan TIDAK PRAKTIS". Buat tulisan seperti, dan tempelkan disetiap sudut perumahan/wilayah kita. Dijamin, jumlah orang yang me-laundry pakaiannya akan semakin banyak.
Pembaca, kita secara naluriah sebenarnya sudah mengetahui besarnya potensi market kita apabila kita akan memulai/sudah menjalankan usaha. Misalnya kita buka usaha Warnet, biasanya kita akan membukanya disekitar kampus. Kenapa? Karena sasaran pelanggan kita adalah mahasiswa. Sampai pemikiran ini benar. Namun apabila di tanya lebih lanjut, ada berapa jumlah mahasiswanya? Jawabannya pasti "banyak". Nah disini sudah mulai "main tebak-tebakkan". Ada berapa kompetitornya? Jawabnya "ya lebih dari 3 lah... ". Nah tu, main tebakan lagi... So, alhasil omzetnya pun nantinya berdasarkan ilmu tebak-tebakan juga...
Akan lebih jelas hasilnya dan omzetnya bakal terprediksi dengan lebih tepat, apabila kita tahu benar , Berapa orang mahasiswa yang ada, berapa persen dari jumlah mereka yang selalu aktif menggunakan warnet, dan kompetitor kita sudah mengusai MARKET SHARE berapa persennya untuk saat ini. Karena bisa jadi, dari hitungan jumlah mahasiswa yang ada 1000 orang misalnya, namun kompititor kita sudah menguasai 80%nya. Ya kita akan berat merebut market sharenya, kecuali kita mempunyai "peralatan" yang lebih canggih dan tidak di miliki oleh kompetitor kita.
Pembaca, kesimpulannya adalah omzet besar tidak menjamin bahwa usahanya bisa dikatakan berhasil, atau sebaliknya, omzet yang kecil juga tidak bisa menjamin bahwa usahanya dikatakan gagal. Yang perlu dihitung dan bisa dijadikan jaminan berhasil atau gagalnya usaha kita adalah, sudahkah kita mencapai minimal omzet sesuai dengan target market share kita?
Demikian Pembaca, selamat berhitung....
Yoyox
0 comments:
Post a Comment